Thursday, January 17, 2013

Persilangan Tanaman


           Kastrasi adalah tindakan menghilangkan pollen atau benang sari dari bunga betina lengkap dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri. Kastrasi dilakukan sebagai pendahuluan untuk melakukan hibridisasi. Teknik khusus yang dilakukan untuk pengebirian adalah termasuk memperlakukan bunga tanaman dengan panas, dingin, atau bahan kimia seperti alkohol. Teknik ini didasarkan bahwa pollen mempunyai tingkat senstifitas yang lebih tinggi dibandingkan putik. Karena itu seringkali dilakukan dengan merusak daya tahan pollen tanpa melukai secara berlebihan organ tanaman lain yang penting. Salah satu cara lain adalah dengan menggunakan sedotan. Dalam metode ini lubang hampa kecil digunakan untuk menyedot pollen yang melekat pada stigma (Allard, 2002).
            Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada setiap tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh rganism dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Pada peristiwa hibridisasi akan memperoleh kombinasi genetikyang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering disebut kastrasi merupakan pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar tidak terjadi penyerbukan sendiri. Dalam proses pengambilan tepung sari tersebut dilakukan pada saat sebelum kepala putik masak agar lebih menjaga dan memperkecil kemungkinan terjadinya penyerbukan (Wibowo, 2008).
            Perbaikan genetik dilakukan untuk menambah keragaman karakteristik tanaman anggrek dan untuk memenuhi persyaratan tentang kualitas anggrek tersebut, baik secara konvensional maupun inkonvensional. Secara konvensional dilakukan dengan cara persilangan atau mengawinkan bunga dengan cara meletakkan pollen pada stigma. Hasil dari persilangan adalah terjadinya proses pembentukan buah dan biji. Secara inkonvensional yaitu seleksi mutan, produksi tanaman homozigot, hibridisasi somatik, transfer gen, atau perbaikan varietas (Willmer,2011).
            Anggrek menempati berbagai habitat dan menunjukkan sangat khusus morfologi, struktur dan fisiologis karakteristik. Terestrial anggrek biasanya tumbuh di tanah di mana kelembaban cukup dan warna yang tersedia dan kebanyakan mereka umumnya muncul selama musim hujan Anggrek membutuhkan jenis khusus dari lingkungan dan habitat. Bukan saja mereka sangat habitat tertentu tetapi dalam habitat juga, mereka membutuhkan kondisi iklim mikro untuk bertahan hidup dan dilestarikan (Jalal, 2009).
            Anggrek bersifat hermaphrodit, yaitu pollen (serbuk sari) dan putik terdapat didalam satu bunga, sedangkan sifat kelaminnya adalah monoandrae (kelamin jantan dan betina terletak pada satu tempat) sehingga anggrek termasuk tanaman yang mudah mengalami penyerbukan. Penyerbukan dapat terjadi secara tidak sengaja oleh alam, misalnya serangga. Jatuhnya serbuk sari ke kepala putik akan menyebabkan terjadinya penyerbukan, proses ini lebih mudah terjadi pada tipe bunga anggrek yang memiliki zat perekat pada putiknya (discus viscidis). Bunga anggrek yang tidak memiliki zat perekat disebut polinia, sedangkan bunga anggrek yang memiliki perekat disebut polinaria. Persilangan dilakukan dengan membuka alat kelamin bunga (gymnostemium) anggrek. Lidi atau tusuk gigi ditempelkan pada lempeng perekat di putik bunga, kemudian digunakan untuk mengambil pollen. Pollen diletakkan di kepala putik (stigma). Persilangan yang diikuti dengan penyerbukan diakhiri dengan membuang lidah bunga untuk menghindari serangga menggagalkan penyerbukan, dan memberikan label pada hasil persilangan tersebut. Persilangan buatan yang dilakukan antar genus hanya baik dilakukan untuk bunga dengan tipe pollen yang sama, yaitu antara polinia-polinia (misal: Cattleya dengan Dendrobium) atau polinaria-polinaria (misal: Vanda dengan Phalaenopsis). Selain itu, faktor kesesuaian (compatibility) juga menentukan factor keberhasilan dalam proses penyerbukan (Gunawan, 2009).
            Penyerbukan dan pembentukan biji pada banyak spesies anggrek merupakan peristiwa yang langka, terutama jika anggre terfragmentasi dan terdapat pada lingkungan yang terganggu. Hal ini dapat merusak proses reproduksi seksual dan akhirnya mengancam kelangsungan hidup tanaman tersebut.Selanjutnya, penyerbukan pada spesies anggrek dianggap sebagai proses yang “khas”. Keberhasilan penyerbukan anggrek tergantung pada kesiapan anggrek itu sendiri maupun faktor lingkungan (ketersediaan serangga penyerbuk). Rendahnya angka keberhasilan penyerbukan silang di alam dikarenakan lingkungan yang tidak sesuai untuk terjadinya penyerbukan hingga penyebaran yang terlalu luas sehingga pollen tidak dapat mencapai putik bunga anggrek lainnya (Damon dan Roblero, 2007).

sumber:
Allard, R. W. 2002. Principles of Plant Breeding. Bina Aksara, Jakarta.
  
Damon,Anne dan Roblero, Pedro. 2007.A survey of pollination in remnant orchid populations in Soconusco,Chiapas, Mexico.Tropical Ecology 48:1-14.

Jalal, J. S., dan Rawat, G. S. 2009. Habitat studies for conservation of medicinal orchids of Uttarakhand, Western Himalaya. African Journal of Plant Science . 3 : 200-204.

Gunawan,Liny Winata.2009.Budidaya Anggrek.Penebar Swadaya.Jakarta

Wibowo, Puji. 2008. Macam-macam perbanyakan tanaman.

Willmer,Patt.2011.Pollination and Floral Ecology.Pricenton University Press.New Jersey.

No comments:

Post a Comment